Matahari di Semenanjung Korea

MUSIM dingin belum berlalu. Dijalanan Seoul, ibu kota Korea Selatan, para pejalan kaki membungkus diri rapat-rapat dengan mantol tebal yang menahan tubuh dari serangan hawa dingin. Tapi anak-anak muda Seoul tak peduli pada suhu termometer yang terus melorot. Mereka ke luar rumah, bertempik-sorak di jalan-jalan, berjingkrak di taman-taman kota. Mereka berdansa sampai pagi untuk menyambut datangnya “matahari” Korea, yang menurut mereka ada dalam sosok Roh Moo-hyun. Pekan silam, politikus kawakan berusia 56 tahun ini terpilih menjadi Presiden Korea Selatan. Mewakili Partai Demokratik Milenium, Roh mendapat 49,1 persen suara dari 35 juta pemilih aktif. Dia menang tipis dari Lee Hoi-chang, tokoh Partai Nasional, yang meraih 45,8 persen suara. “Ini kemenangan bagi seluruh rakyat di Semenanjung Korea,” ujar Roh. Continue reading

Mereka yang Bertangan Dingin

ZIKIR, doa kaum sufi, sakramen, mantra, juga meditasi punya kekuatan penyembuh yang menakjubkan, tapi hampir selalu tidak disertai penjelasan yang memuaskan. Boleh jadi, kehadiran rohaniwan pemandu doa yang karismatik dan tenang berperan penting dalam menumbuhkan kepercayaan pasien atas kesembuhan.

Berikut ini ulasan dua contoh model penyembuhan melalui doa. Continue reading

Pasung dari Senayan

ATMAKUSUMAH Astraatmadja berang bukan kepalang. hIni rancangan undang-undang paranoid,h katanya. Kekecewaan tokoh Dewan Pers ini bersumber di Senayan. Pekan lalu, para wakil rakyat dan pemerintah baru saja merampungkan naskah final Rancangan Undang-Undang Penyiaran. Dalam draf yang terdiri dari 63 pasal tersebut, nyata nian media televisi dan radio lagi dipasangi tali kekang ekstraketat berupa sederet pembatasan, larangan, bahkan ancaman penjara.

Tengok misalnya Pasal 53, yang menyebutkan akan dibentuk penyidik khusus bidang siaran dengan kewenangan mahaluas: dari memanggil awak berita, memeriksa perlengkapan siaran, menyetop siaran, hingga menyeret orang ke meja hijau. hKita sedang kembali ke zaman penjajahan Jepang,h ujar Atmakusumah kian marah. Continue reading

Kemelut Melanda ‘Antara’

SOBARY mundur. Sobary mundur…,” hardikan itu menggema di lantai 19 Wisma Antara, Jakarta, pekan lalu. Beberapa orang berorasi, menghujat berbagai kebijakan kantor mereka: Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. Sekitar 200 karyawan mendengarkan sambil menunggu kedatangan Mohamad Sobary, sang pemimpin umum. Sesekali mereka bertepuk tangan. Sejurus, muncul petugas keamanan yang mengumumkan bahwa Sobary tak datang. Terdengar teriakan kecewa. Satu per satu karyawan meninggalkan ruangan yang sesak dengan asap rokok itu.

Kisruh di Antara memuncak dalam pertikaian antara Mohamad Sobary, Pemimpin Umum Antara, dan dua karyawannya: Adi Lazuardi dan Sukirman Anwar. Kebetulan, Adi dan Sukirman adalah ketua dan Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Antara, yang baru berdiri Juli 2002 lalu. Continue reading

Sensor Iklan ala Fauzan

SEGEROMBOLAN bocah lelaki tampak sedang menjalani khitanan massal. Lagu berirama kasidah yang berjudul Perdamaian\populer pada 1980-an\terdengar sayup-sayup. Keriangan dan persahabatan terasa pekat. Kemudian, ada deretan huruf berbunyi, hIslam warna-warni, tak cuma satu. Banyak ragam, saling menghargai.h Kalimat ini mengakhiri tayangan klip iklan berdurasi satu menit itu.

Namun, setelah ditayangkan selama seminggu, iklan layanan masyarakat produksi Komunitas Islam Utan Kayu tersebut tiba-tiba hilang dari tayangan layar kaca. RCTI dan SCTV, stasiun televisi yang sempat menyiarkannya, pekan lalu secara sepihak menghentikan penayangan iklan garapan sutradara kondang Garin Nugroho itu. Padahal masa kontrak iklan masih tersisa be-berapa hari. >

Adu Balap di Jalur Sepi

ANDA kecewa karena pesawat telepon rewel? Atau ingin menjadi pelanggan telepon tetap tapi urusannya tak kunjung beres? Nah, hal-hal menjengkelkan seperti itu mungkin kini akan lebih cepat teratasi. Pekan lalu pemerintah memberikan lisensi operator telepon tetap kepada PT Indosat. Ini berarti monopoli PT Telkom di bidang telekomunikasi akan bersalin rupa menjadi duopoli Telkom dan Indosat. Dan konsumen kini punya dua pilihan sehingga bila tak puas dengan Telkom bisa berpindah ke Indosat. Begitu pula sebaliknya.

Tapi, untuk sementara, duopoli itu hanya berlaku di Jakarta dan Surabaya. Namun, lisensi telepon tetap bagi Indosat haruslah diakui merupakan langkah awal yang baik. Bak kata Menteri Koordinator Perekonomian, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, “Keputusan ini akan memacu kompetisi yang sehat.” Continue reading

Sudah Gaharu, Atlasat Pula

DOKUMEN itu memancarkan bau tak sedap. Tercium di sana Gaharu Sejahtera dan Atlasat Solusindo, dua operator voice over internet protocol (VoIP) yang diduga kuat dimiliki pengusaha Kwee Sui Teng, telah berkolusi dengan segelintir pejabat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) untuk mendapatkan tarif interkoneksi yang supermurah. Akibatnya, mereka diuntungkan, sementara Telkom, perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki pemerintah, harus melepaskan Rp 1,9 triliun penghasilannya tiap tahun.

Itulah naskah hasil investigasi Serikat Karyawan (Sekar) Telkom yang didapatkan TEMPO pekan lalu. Para karyawan Telkom yang agaknya gerah dengan banyaknya suara miring tentang kedekatan Sui Teng dengan Menteri Perhubungan Agum Gumelar rupanya berinisiatif menyelidikinya. Hasilnya? Benar, kedua perusahaan baru itu mendapat keistimewaan. “Ada pejabat yang telah melampaui kewenangannya,” ujar Gunawan Haris, Sekretaris Jenderal Sekar Telkom, mengomentari temuan itu. Continue reading